@guetaher_ @iamalvinjo_ @azizahsivia

Say What You Need To Say!

Sabtu, 22 September 2012

Terlambat! [Cintaku Telah Pergi] by Amalia Faulien



"Alviiiiiiinn... ?!" teriak seorang gadis dari dalam rumah yang sangat mewah. Alvin pun lantas berlari menuju sumber suara dengan tergesa-gesa.
"Iya.. Ada apa non Via?" tanya Alvin kepada gadis itu, Via. Lengkapnya Sivia Azizah. Anak dari seorang pengusaha kaya raya. Sedangkan Alvin adalah supir Sivia. Tapi entah kenapa Sivia sangat membenci Alvin. Baginya, Alvin hanyalah seorang supir yang KAMSEUPAY! :D
"Heh, loe panasin tuh mobil gue! Abis ini gue mau pergi. Cepet!!!" suruh Sivia dengan nada kesal.
"Ba..baik non." ucap Alvin gugup. Setelah itu Alvin pun langsung melakukan apa yang Sivia suruh.



"Non Via mau kemana? Biar saya anatar." kata Alvin sopan.
"Gue mau pergi kemana kek, itu bukan urusan loe ya! Lagian, gue bisa ko pergi sendiri!" ucap Sivia sinis.
"Tapi, papa non yang nyuruh saya untuk selalu mengantar non." sela Alvin.
"Heh, gue ga peduli ya..! Udah sana minggir!!!" ucap Sivia sambil mendorong tubuh Alvin kasar. Setelah itu, ia mulai beranjak pergi. Tapi, baru beberapa langkah Sivia langsung membalikan tubuhnya kembali dan kemudian menghampiri Alvin yang masih diam ditempat.
"Oiya. Gimana kalo gue ngadu ke bokap kalo loe ga becus jadi supir gue. Biar loe di pecat sekalian... !" Sivia mengancam.
"Jangan non. Baiklah, saya tidak akan menghalangi non Via pergi." ucap Alvin mengalah.
"Baguslah kalo gitu." Sivia tersenyum memang mendengar ucapan Alvin tadi. Kemudian ia masuk kedalam mobil dan melesat pergi.



-SKIP-

(Sivia nya langsung pulang aja yaa :D)


Sivia sudah berada didepan rumahnya. Ia pun lantas membunyikan klakson agar pintu gerbangnya dibuka.
"Tiiinn.. Tiiinn.. !"

Entah sudah berapa kali Sivia membunyikan klakson mobilnya. Tetapi pintu gerbang rumah Sivia belum juga dibuka. Ia pun jadi kesal sendiri. Hingga pada akhirnya Alvin dengan tergesa-gesa membukakan pintu gerbang tersebut. Tanpa pikir panjang Sivia pun langsung menggiring (?) mobil yang dibawanya ke dalam garasi dan segera menghampiri Alvin yang waktu itu sedang menutup kembali pintu gerbang rumahnya.
"Heh, loe tuh lelet banget sih jadi orang?! Buka gerbang aja lama banget! Loe ga denger suara klakson mobil gue, hah?! Atau loe pura-pura ga ga denger, iya?!" bentak Sivia.
"Maaf non, bukannya saya ga denger, tapi sa.."
"Adduuh.. Udah deh! Alessann.. !! Loe tuh bikin gue kesel tau ga?! Dara supir ga becus, ga berguna, kamseupay loe!" Sivia memotong ucapan Alvin dengan nada suara yang menunjukkan kalau dia benar-benar marah pada Alvin. Setelah puas memaki-maki Alvin, Sivia langsung memasuki rumahnya. Sementara Alvin hanya bisa diam mendengar makian dari "NON"nya itu.



ALVIN P.O.V

Kini Alvin sedang berada di kamarnya, tiduran diatas kasus dengan memandang langit-langit. Pikirannya dipenuhi oleh Sivia. Sebenarnya, Alvin menyukai Sivia sejak ia menjadi supirnya.
"Via.. Kenapa sih, kamu ga pernah baik sama aku? Dan kenapa kamu begitu membenciku, Sivia? Apa salahku? Apa kamu tau, aku sangat menyukaimu." gumam Alvin. Tak sengaja pandangannya tertuju pada sebuah gitar miliknya yang terbujur kaku (?) disudut kamar. Ia pun mengambilnya dan kemudian mulai memainkan gitar dan bernyanyi (siap di goyang? assiikk hehe :D).


Aku cinta kamu
Tapi kamu tak cinta aku
Ku tak pernah tau apa salahku
Hingga kamu tak suka aku
Tak mau aku

Mungkin dimatamu
Aku tak pantas untukmu
Tapi tak mengapa
Aku sadari kekuranganku ini

Aku rela oh.. aku rela
Bila aku hanya menjadi
Selir hatimu untuk selamanya
Oh.. aku rela ku rela

Aku sudah bilang
Ku kan terus mengagumi
Ku kan terus cinta
Terus merindu
Meski kau diam saja
Kau diam saja

Aku rela oh.. aku rela
Bila aku hanya menjadi
Selir hatimu untuk selamanya
Oh.. aku rela ku rela


Alvin mengakhiri lagunya dengan sempurna. Ia pun meletakan gitarnya kembali disudut kamar. Kemudian merebahkan tubuh dan mencoba memejamkan mata bersiap untuk tidur (nice dream yah ^_^).



Keesokan harinya. Sivia sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Dia menyisir rambut panjangnya, membenarkan tatanan dasinya dan bersiap untuk turun dari kamarnya.
"Alviiinn... !" teriak Sivia seraya menuruni anak tangga.
(perasaan tuh dari tadi teriak-teriak mulu nih bocah :D). Alvin yang saat itu sedang menyiapkan mobilpun lantas mendekat.
"Iya non." kata Alvin.
"Loe udah siapin mobil gue?" Sivia bertanya pada Alvin dengan nada suara yang一yaah seperti biasa. KETUS!
"Sudah non. Oiya, sarapan dulu non. Makanannya sudah saya siapkan di meja." balas Alvin ramah.
"Ga salah? Emang mbo Yum kemana? Kenapa jadi elo yang nyiapin sarapan?"
"Mbo Yum sedang pulang kampung non. Anaknya lagi sakit." jawab Alvin.
"Oh yaudah. Loe tunggu dimobil sana! Gue mau sarapan dulu." sengit Sivia. Kali ini Alvin tidak menjawab, dia hanya mengangguk pelan dan pergi menuju mobil.



-SKIP-

Sivia sudah sampai di sekolahnya yaitu SMA Luxurious #haha ngarang. Bukannya itu ucapan mantera di film Harry Potter ya? :D abaikan!.一Ia pun langsung menuju kelasnya.



@kelas

Setelah sampai didalam kelas. Sivia langsung disambut oleh teman-temannya. Mereka adalah Ify dan Pricilla.
"Pagi Via.. !" seru mereka [prissy-ify] kompak.
"Pagi juga." bales Sivia datar.


Teett.. Teett.. !
Bel masuk telah berbunyi. Tak lama kemudian datanglah pak JOE guru Bahasa Inggris yang super membosankan itu menurut Via. Selama pelajaran berlangsungpun Sivia enggan memperhatikan pelajaran dari pak JOE. (jangan ditiru yaa? ini diluar kuasa editor. mungkin pengalaman pribadi writer yang terpendam :P).



-SKIP-

Istirahat Sekolah.

"Vi.. Ke kantin yuk! Laper nih." ajak Prissy.
"Mmm.. Gue di kelas aja deh, lagi males gue." jelas Via ogah-ogahan.
"Oh yaudah kita kantin yaa.." tambah Ify.
"Iya.." bales Via ketus.

Setelah semuanya pergi, Sivia pun sendirian di kelas (ya iyalah, sama sapa lagi? orang udah pada pergi semua. hehe).一 Ia melipat kedua tangannya diatas meja dan kemudian menelungkupkan wajahnya. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya. Sekilas ia mengangkat wajahnya untuk mencari tau siapa yang telah menepuk bahunya itu.
"Vi, tumben loe ga ke kantin?" tanya seseorang itu.
"Eh, elo Day. Yaa ga papa sih, lagi males gue. Oiya, sejak kapan loe disini?" Sivia balik bertanya pada laki-laki yang dipanggil "Day" itu. Lengkapnya Nurwahid Hidayat. Teman Sivia yang kelasnya bersebelahan dengan kelas Sivia tersebut. Dayat 10.2 sedangkan Sivia di kelas 10.1 (assiikk dah! itu kelas gue [tatang heriana] waktu masih kelas 10 [10.1]. writer-nya sekalian nostalgia kali yah? kebetulan sekelas juga waktu itu. hehe abaikan!).
"Baru aja ko. Tadinya sih gue mau ke kantin, eh pas gue liat loe ada di kelas? Yaudah gue samperin aja. Ga jadi ke kantin deh gue. Hehe :D." jelas Dayat sambil nyengir gaje (baca aja ga jelas :P).
"Issh.. Aneh banget sih loe, Day?!" sementara Dayat hanya senyam-senyum gaje lagi mendengar penuturan Sivia :D



-SKIP-
(ebusset kebanyakan skip sih? kaya kereta api aja :P).


Pulang Sekolah. Sivia kini tengah menunggu jemputannya didepan gerbang sekolah. Nampaknya dia agak sedikit kesal.
"Ihh.. Lama banget sih tuh supir! Niat jemput gue ga sih?!" Sivia berdecak. Kemudian mendengus kesal. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hijau tosca berhenti tepat dihadapan Sivia. Perlahan kaca mobil itu menurun dan terlihat Dayat didalamnya.
"Dayaat.. Loe belum pulang?" tanya Sivia (aneh nih bocah. yang harusnya nanya tuh bukannya Dayat yah? ko malah dia sih? haha. aneh banget ya Sivia tuh? abaikan!).
"Ini baru mau pulang. Loe juga belum pulang sih?" tanya balik Dayat.
"Gue lagi nunggu jemputan nih." jawab Sivia.
"Loe yakin mau nunggu dijemput? Mending loe pulang bareng gue aja deh. Daripada loe nunggu disini sendirian, lagian sekolah juga udah sepi kali.." ajak Dayat panjang lebar kali tinggi :D.
Sivia diam. Nampaknya ia sedang menimbang-nimbang ajakan Dayat barusan.
"Mmm.. Boleh deh." akhirnya Sivia pun menerima ajakan Dayat untuk mengantarnya pulang.
"Yaudah ayo naik!" Sivia pun lantas menaiki mobil Dayat. Tak lama kemudian mobil itu sudah melesat meninggalkan lingkungan sekolah.



ALVIN P.O.V


"Arrrggghhh.. Siall!! Gimana nih, pasti non Via marah besar sama aku gara-gara ga jemput dia tepat waktu! Lagian nih mobil kenapa pake acara mogok segala sih?! Shit!!" Alvin berdecak kesal. Akhirnya ia pun mobil Sivia ke bengkel.



AUTHOR P.O.V

Sivia ini sudah sampai didepan rumahnya.
"Makasih yah, udah mau nganterin gue" ucap Sivia.
"Iya. Yaudah Vi, gue balik dulu yah?" pamit Dayat.
"Oke. Ati-ati, Day." pesan Sivia. Dayat mengangguk. Kemudian ia pun menjalankan mobilnya pulang. Setelah Dayat pergi, Sivia langsung masuk kedalam rumah.


@Sivia's Home ^_^

"Ko rumah sepi banget sih? Tuh supir kamseupay juga kemana lagi?!" Sivia mendengus kesal. Tubuhnya ia hempaskan di kursi ruang tamu.
"Gue telfon aja deh." Sivia mengambil ponsel dari saku seragamnya. Kemudian menghubungi nomor Alvin.

Tuutt.. Tuutt..
Ponsel Alvin berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Dilihatnya mana Via pada layar ponselnya. Ia pun segera mengangkat telfonnya.
"Ha..hallo non." ucap Alvin gugup.
"Heh, dimana loe?! Kenapa tadi ga jemput gue?!" Sivia membentak Alvin tanpa ampun (?) #bussett! Galak amat.
"Maaf non, mobilnya tiba-tiba mogok. Jadi saya terpaksa ga jemput non, dan sekarang saya lagi di bengkel non." jelas Alvin.
"Yaudah. Loe urus tuh mobil gue, dan gue ga mau tau pokonya tuh mobil udah harus beres malem ini juga! Ngerti loe?!"
"Ba.." tut.. tut.. tut.. !
Belum sempat Alvin menjawab, Sivia sudah memutuskan sambungan telefonnya.



Malam harinya. Sivia menonton TV diruang tengah sendirian. Tiba-tiba Alvin datang dan menghampiri Sivia yang sedang fokus menatap layar televisi.
"Maaf non, saya pulang terlambat." sesal Alvin. Sivia mengalihkan pandangannya kearah Alvin. Namun ia tak merespon sedikitpun ucapan Alvin. Dia hanya memandang Alvin dingin. Kemudian Sivia bangkit dari duduknya tanpa memperdulikan Alvin sedikitpun.
"Non.. !" panggil Alvin respect. Sivia menoleh dengan malas.
"Mau apa lagi sih?" pikirnya.
"AKU MENCINTAIMU SIVIA!" ucap Alvin lantang tanpa ada keraguan sedikitpun. Sivia kaget bukan main mendengar pernyataan Alvin barusan. Ia pun mendekati Alvin yang saat itu masih berdiri di ruang tengah dan..
"PLLAAKK!!!" sebuah tamparan keras berhasil mendarat (pesawat kalee :D) di pipi Alvin.
"Lancang!! Sekarang juga loe gue pecat!!!" bentak Sivia emosi. Tanpa berkata apa-apa lagi Sivia langsung menuju kamarnya.
Sementara Alvin masih memegang pipinya yang sudah mulai berdenyut. Ia masih shock dengan apa yang Sivia lakukan padanya. Perlaha ia mulai sadar dan kembali ke kamarnya.



@Kamar Alvin

Alvin kini tengah membereskan barang-barangnya. Untuk apa lagi dia disini? Bukankah ia sudah dipecat? Dia akan pulang ke kampung halamannya yaitu Malang. Sebelum benar-benar pergi, Alvin menulis surat untuk Sivia. Setelah selesai menulis susah, ia pun meletakkannya di meja lampu samping tempat tidur. Untuk beberapa saat Alvin melihat kamarnya. Setelah merasa cukup, Alvin pergi dari rumah Sivia tanpa pamit malam itu juga.


Keesokan harinya. Sivia baru bangun dari tidurnya. Entah kenapa ia ingin melihat kamar Alvin. Sivia turun dari kamarnya dan segera menuju kamar Alvin. Sesampainya disana, Sivia sempat heran karena ia tidak menemui barang-barang milik Alvin di kamarnya. "Apa dia bener-bener sudah pergi dari rumah gue?" pikirnya. Sivia mengedarkan pandangannya lagi dan tidak sengaja melihat sebuah surat diatas meja lampu. Kemudian ia mengambil surat itu.
"Surat?" keningnya berkerut perlahan. Ia pun mulai membuka surat itu dan membacanya.


Hai Sivia ^_^

Mungkin saat kamu baca surat ini, aku sudah tidak disini lagi.
Di rumah kamu.

Mmm.. Maafin aku yah Sivia, selama menjadi supirmu aku selalu membuatmu kesal dan marah.
Dan maaf jika aku sudah lancang karena telah MENCINTAIMU.
Aku memang ga tau diri. Seorang supir yang sering membuat majikannya kesal bahkan dengan sangat lancang mencintainya.
Semoga kamu mendapat supir yang lebih baik dari aku ^_^
Baiklah.. Aku kira sampai disini aja. Jaga dirimu baik-baik Sivia.
AKU SELALU MENCINTAIMU :)


ALVIN J.S



Sivia diam terpaku setelah membaca surat itu. Matanya mulai berkaca-kaca. Refleks. Surat itupun terjatuh dari genggamannya bersamaan dengan jatuhnya air mata dipipi mulus Sivia. Ia menangis karena merasa bersalah sama Alvin.
Ga seharusnya dia menampar dan berbicara kasar pada Alvin. Sivia benar-benar merasa menyesal sekarang.
"Alvin, maafin aku..." ucap Sivia lirih. Masih dalam keadaan menangis. Sivia baru sadar kalau Alvin benar-benar mencintainya. Namun, kini semua sudah terlambat. Alvin telah pergi meninggalkannya. Entah akankah Sivia dapat bertemu kembali dengan Alvin dilain waktu? Akankah Sivia akan menemukan seseorang yang begitu mencintainya seperti Alvin? Kita tidak tau. Hanya Tuhan yang dapat menjawab semua itu.


The End !

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1yh2gzkxR

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1yh2gzkxR

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1yh2gzkxR

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1yh2gzkxR

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1yh2gzkxR

Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2009/02/membuat-read-moreselengkapnyabaca.html#ixzz1yh2gzkxR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar